Menjadi sukses adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak semua orang
dapat mengetahui dan memahami jalan menuju kesana. Kadangkala ada orang
yang masih menggantungkan keinginan suksesnya kepada orang lain. Atau
bersandar kepada lingkungan yang menurutnya dapat membuat ia berhasil.
Ternyata hal ini adalah salah. Kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya kepada orang lain, kepada faktor diluar diri kita. Kesuksesan hanya bisa diraih dengan kemampuan sendiri. Bergantung kepada sikap kita, perilaku kita. Sehingga, bukanlah tindakan bijak jika kita menyalahkan lingkungan atau keadaan di luar kita ketika kesuksesan belum diraih.
Maka, mulailah berkaca pada diri sendiri. Lihat kemampuan diri, dan sedapat mungkin meminimalisir ketergantungan kepada orang lain. Sekuat tenaga kita harus menjadi pribadi mandiri yang mampu meraih sukses dengan usaha sendiri. Bukankah kita telah dibekali dengan potensi fisik, akal, dan kalbu? Jika semuanya kita sinergikan dengan baik dan berimbang, insya Alloh kita akan mampu meraih kesuksesan. Sayangnya, acapkali upaya ini belum optimal dilakukan. Tak jarang, kita hanya mengandalkan salah satu potensi saja.
Berikut tips singkat agar kita punya pribadi yang mandiri:
- Selalu berupaya menambah kapasitas keilmuan, baik untuk meningkatkan kemampuan akal, maupun untuk kepentingan ruhaniyah. Setiap peluang ilmu, ambil dan jangan sia-siakan. Karena setiap tempat, keadaan, siapapun dapat menjadi ladang ilmu bagi kita.
- Latih diri, riyadhah selalu. Karena ilmu tanpa amal adalah teori semata, tidak berdampak apa-apa bagi kita. Jadi, setelah mendapat pelajaran baru, tentu yang baik, segera amalkan. Latih agar terbiasa, hingga nantinya dapat manjadi sebuah kebiasaan yang baik.
- Cari lingkungan yang kondusif, baik untuk berkarya, atau untuk beribadah. Jika tujuan sukses kita didukung pula oleh lingkungan yang kondusif, insya Alloh cita-cita kita akan lebih mudah diwujudkan. Suatu saat, ketika kita sudah siap, tentu lebih mulia lagi kalau kita sendiri yang menciptakan lingkungan yang kondusif itu.
- Jangan cengeng, tahan air mata anda di depan orang banyak di manapun juga, apalagi di kantor misalnya bila tidak mau dianggap aneh. Anda bisa dicap terlalu sensitif dan tidak kuat dalam menghadapi masalah.
- Selalu siap tempur. Dalam hal ini selalulah menyalakan semangat dalam diri Anda setiap hari. Katakan dalam hati bahwa Anda adalah pribadi yang tangguh dan siap mengadapi segala tantangan.
- Taklukkan tantangan. Jadikan masalah sebagai teka-teki yang harus dipecahkan. Belajarlah untuk menghadapinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
- Menjadi pribadi yang komunikatif. Tinggalkan pribadi yang pendiam dan acuh pada sekitar. Ini saatnya Anda menjalin komunikasi dengan lingkungan. Jadi kalau Anda butuh pertolongan, orang-orang jadi tidak segan untuk membantu.
- Mengakui kesalahan. Percayalah meskipun mudah diucapkan tapi susah dilakukan. Perlu kebesaran hati untuk bias menerapkannya, apalagi kalau ternyata Anda adalah pribadi dengan gengsi tinggi.
- Tidak gampang terpengaruh. Dalam situasi apapun, sepanjang Anda punya prinsip yang kuat dalam berusaha, jangan pedulikan apa kata orang, Anda punya hak untuk menentukan jalan hidup Anda sendiri.
(Majalah Yatim, Edisi Juli 2011, Hal. 6)
Ternyata hal ini adalah salah. Kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya kepada orang lain, kepada faktor diluar diri kita. Kesuksesan hanya bisa diraih dengan kemampuan sendiri. Bergantung kepada sikap kita, perilaku kita. Sehingga, bukanlah tindakan bijak jika kita menyalahkan lingkungan atau keadaan di luar kita ketika kesuksesan belum diraih.
Maka, mulailah berkaca pada diri sendiri. Lihat kemampuan diri, dan sedapat mungkin meminimalisir ketergantungan kepada orang lain. Sekuat tenaga kita harus menjadi pribadi mandiri yang mampu meraih sukses dengan usaha sendiri. Bukankah kita telah dibekali dengan potensi fisik, akal, dan kalbu? Jika semuanya kita sinergikan dengan baik dan berimbang, insya Alloh kita akan mampu meraih kesuksesan. Sayangnya, acapkali upaya ini belum optimal dilakukan. Tak jarang, kita hanya mengandalkan salah satu potensi saja.
Berikut tips singkat agar kita punya pribadi yang mandiri:
- Selalu berupaya menambah kapasitas keilmuan, baik untuk meningkatkan kemampuan akal, maupun untuk kepentingan ruhaniyah. Setiap peluang ilmu, ambil dan jangan sia-siakan. Karena setiap tempat, keadaan, siapapun dapat menjadi ladang ilmu bagi kita.
- Latih diri, riyadhah selalu. Karena ilmu tanpa amal adalah teori semata, tidak berdampak apa-apa bagi kita. Jadi, setelah mendapat pelajaran baru, tentu yang baik, segera amalkan. Latih agar terbiasa, hingga nantinya dapat manjadi sebuah kebiasaan yang baik.
- Cari lingkungan yang kondusif, baik untuk berkarya, atau untuk beribadah. Jika tujuan sukses kita didukung pula oleh lingkungan yang kondusif, insya Alloh cita-cita kita akan lebih mudah diwujudkan. Suatu saat, ketika kita sudah siap, tentu lebih mulia lagi kalau kita sendiri yang menciptakan lingkungan yang kondusif itu.
- Jangan cengeng, tahan air mata anda di depan orang banyak di manapun juga, apalagi di kantor misalnya bila tidak mau dianggap aneh. Anda bisa dicap terlalu sensitif dan tidak kuat dalam menghadapi masalah.
- Selalu siap tempur. Dalam hal ini selalulah menyalakan semangat dalam diri Anda setiap hari. Katakan dalam hati bahwa Anda adalah pribadi yang tangguh dan siap mengadapi segala tantangan.
- Taklukkan tantangan. Jadikan masalah sebagai teka-teki yang harus dipecahkan. Belajarlah untuk menghadapinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
- Menjadi pribadi yang komunikatif. Tinggalkan pribadi yang pendiam dan acuh pada sekitar. Ini saatnya Anda menjalin komunikasi dengan lingkungan. Jadi kalau Anda butuh pertolongan, orang-orang jadi tidak segan untuk membantu.
- Mengakui kesalahan. Percayalah meskipun mudah diucapkan tapi susah dilakukan. Perlu kebesaran hati untuk bias menerapkannya, apalagi kalau ternyata Anda adalah pribadi dengan gengsi tinggi.
- Tidak gampang terpengaruh. Dalam situasi apapun, sepanjang Anda punya prinsip yang kuat dalam berusaha, jangan pedulikan apa kata orang, Anda punya hak untuk menentukan jalan hidup Anda sendiri.
(Majalah Yatim, Edisi Juli 2011, Hal. 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar